Kamis, 28 Februari 2019

Siapa sih Ustadz itu?

author photo

Fenomena ceramah dengan menghujat dan menghina sungguh mengkhawatirkan kita. Karena hal demikian tidak dicontohkan oleh salafusshalih sebagai penyambung ajaran Rasulullah.

Siapa sih Ustadz itu?

الأُسْتَاذُأو بروفسور هو لقب يطلق على الأستاذ الجامعي المختص في علم ما، وهو أعلى مرتبة علمية في الجامعة.

"Ustadz atau Profesor adalah gelar bagi profesor universitas spesialis dalam sains, gelar ilmiah tertinggi di universitas."

ترجع أصول كلمة «بروفيسور» إلى اللغة اللاتينية، وتعني الشخص المعترف له بالتمكن من مجال علمي ما، أو معلم ذو مرتبة عليا.

"Asal usul kata profesor mengacu pada bahasa Latin, yang berarti orang yang diakui mampu dalam bidang ilmiah, atau seorang guru tingkat tertinggi."

Berikut ini sebuah artikel yang cukup baik dalam menjelaskannya:

Guru dalam khazanah Arab atau Islam, memiliki banyak istilah yang berbeda. Ada Mudarris, Mu’allim, Muaddib, Musyrif, Murabbi, Mursyid, dan juga Ustadz. Masing-masing istilah memiliki makna tersendiri.

[1]. Mudarris (مُدَرِّس), artinya guru, secara lebih spesifik adalah orang yang menyampaikan dirasah atau pelajaran di hadapan murid-murid.

[2]. Mu’allim (ْمُعَلِّم), artinya guru juga, tetapi lebih spesifik, yaitu orang yang berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, yang sebelumnya tidak tahu. Mu’allim itu melakukan transformasi pengetahuan, sehingga muridnya mengerti.

[3]. Muaddib (مؤدب) atau Musyrif (مشرف), artinya juga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mengajarkan adab (etika dan moral), sehingga murid-muridnya menjadi lebih beradab atau mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan moral.

[4]. Murabbi (مربى), artinya jiga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak. Orientasinya memperbaiki kualitas kepribadian murid-muridnya, melalui proses belajar-mengajar secara intens. Murabbi itu bisa diumpamakan seperti petani yang menanam benih, memelihara tanaman, sampai memetik hasilnya.

[5]. Mursyid (مرشد), artinya juga guru, tetapi skalanya lebih luas dari Murabbi. Kalau Murabbi cenderung privasi, terbatas jumlah muridnya, maka Musyrid lebih luas dari itu. Mursyid dalam terminologi shufi bisa memiliki sangat banyak murid.

[6]. Ustadz (أستاذ), secara dasar artinya guru. Tetapi istimewa. Ia adalah seorang Mudarris, karena mengajarkan pelajaran. Ia seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar lebih beradab. Dia seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab melalukan transformasi ilmiah. Dan dia sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat dalam proses pembinaan, serta keteladanan.

[7]. Dalam istilah Arab modern, kalau ada istilah “Al Ustadz Ad Duktur” di depan nama seseorang, itu sama dengan “Profesor Doktor”. Jadi Al Ustadz itu sebenarnya padanan untuk Profesor.

[8]. Ustadz dalam tataran ilmu, berada satu tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz Muhammad Assad, dan lain-lain.

Predikat Ustadz itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Di dalamnya terkandung makna ilmu, pengajaran, akhlak, dan keteladanan. Kalau kemudian di Indonesia, istilah Ustadz sangat murah meriah, hal itu karena kita saja yang latah.

Nah, orang-orang yang terlibat dalam dakwah Islam sebut saja sebagai: Da'i (داعى = pendakwah), muballigh (مبلغ = penyampai risalah), khathib (خاطب = orator), 'alim (عالم = orang berilmu), dan yang semisal itu. Tetapi karena sebutan ustadz ala nusantara sudah berurat berakar, kita pun tak mungkin memaksa masyarakat kita untuk serta-merta mengubah sebutan. Dan sah2 saja kalau ustadz masih digunakan dalam pengertian bahasa (لغة) sebagaimans lazimnya, dan bukan إصطلاحا.

Adapun istilah Ustadz Selebritis, Ustadz Gaul, Ustadz Entertainis, Ustadz Komersil, Ustadz Panggung…dan lain-lain; semua itu adalah sebutan simbolik bagi selebriti yg turut berdakwah sesuai dengan kapasitas masing2. Ustadz2 jenis ini kalau ceramah di TV atau Radio jangan disuruh menjawab langsung pertanyaan mengenai akidah dan syari'ah.

0 komentar


EmoticonEmoticon

Berita selanjutnya Berita selanjutnya
Berita sebelumnya Berita sebelumnya