Menaker M. Hanif Dhakhiri |
"NU ikut berperan agar peningkatan pendidikan di masyarakat melalui sekolah-sekolah kita, ekonomi, dan keterampilan masyarakat bisa berkembang melalui berbagai inisiatif yang bisa dilakukan," kata Hanif saat Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC-NU) Cipayung, Kota Depok Tahun 2018 di Pondok Pesantren Arrahmaniyah, Pondok Terong, Cipayung, Depok, Jawa Barat, Selasa (11/09/2018).
Hanif dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/09/2018), mengatakan, selain harus menjalankan peran-peran keagamaan, di sisi kemasyarakatan NU harus masuk pada peran pendidikan, sosial, ekonomi sesuai kapasitas dari organisasi.
"NU bisa terus berkembang dalam peran-peran bidang keagamaan dan kemasyarakatan menghadapi berbagai tantangan dari zaman sekarang," ujar Hanif.
Hanif mencontohkan tantangan keagamaan di masyarakat yang sedang meningkat saat ini, NU harus melakukan kanalisasi. Tujuannya agar sebagian masyarakat yang sedang meningkat keagamaannya bisa memperoleh panduan yang baik dan benar.
“Sehingga bisa produktif untuk menjaga persatuan dan kesatuan kita. Tak kalah penting ikut mendorong peningkatan kualitas SDM di lingkungan warganya. Bisa juga membantu pemerintah untuk terus menekan angka kemiskinan," katanya.
Menyinggung lemahnya rupiah yang berdampak di sektor industri dan sektor lainnya, Hanif mengatakan berdasarkan data yang dimiliki, kondisinya masih cukup aman. Penurunan nilai tukar rupiah yang dialami negara Indonesia tidak setinggi yang terjadi di negara-negara lain.
"Kondisi kita tak seperti saat mengalami krisis 1997-1998. Jadi secara ekonomi, data dan fakta kita masih aman, sehingga industri masih terus kita genjot terutama yang berorietasi ekspor," kata Hanif.
Hanif menegaskan, investasi bisa juga terus digenjot karena Indonesia sekarang masuk negara yang layak dan menjanjikan untuk investasi. Saat investasi masuk berarti tercipta lapangan kerja baru.
"Pekerjaan rumah kita kita bagaimana membuat iklim ketenagakerjaan menjadi lebih baik sehingga bisa membuat para pekerja dan pengusaha nyaman," katanya.
Tak kalah penting, lanjut Hanif, perlu juga menciptakan lebih banyak tenaga kerja terampil (skill) untuk mengisi kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Selama ini, banyak lowongan kerja di Indonesia, yang tidak terisi tenaga kerja karena adanya gap skill itu. "Skill yang tak nyambung di luar pasar kerja. Karena itu penciptaan tenaga kerja skill dan link and match antara pendidikan dan kebutuhan di pasar kerja harus terus digenjot," kata Hanif. [nucipayung.or.id/ab]
Sumber: beritasatu.com
0 komentar
EmoticonEmoticon